Bina Ukhuwah

Menjalin Kebersamaan Edisi 3 / 2011

Jumat, 06 Mei 2011

INVESTASI ABADI


Oleh : Mukhlas Sofan Haji*)
 

Ketika saya menerima SMS dari mas Budi agar menyumbangkan tulisan di majalah yang sedang di tangan anda -Bina Ukhwah- dengan tema Investasi Masa Depan, pikiran saya melayang ke seorang tokoh yang menjadi rujukan investasi dunia, Robert T Kyosaki. Beliau mengatakan, “kemerdekaan finansial seseorang sangat ditentukan pada ketepatan dan kejeliannya dalam berinvestasi. Sehingga uang bekerja untuk tuannya, bukan dia bekerja untuk mendapatkan uang”. 
Dalam bahasa iman, orang yang kaya adalah orang yang memposisikan hartanya ditangan bukan dihatinya sehingga tidak menghalanginya berinvestasi demi masa depanya (akhirat) unlimited tanpa batas.
Jika kita buka sirah perjalanan hidup Rasulullah saw. bersama sahabat pasti akan kita dapati mutiara hikmah berinvestasi demi masa depan, salah satunya kisah diwaktu subuh usai Rasulullah saw. bersama sahabat shalat berjama’ah. Ketika lantunan doa-doa dan dzikir telah dipanjatkan, Rasulullah bertanya ‘’Siapa yang tidak hadir shalat subuh?’’para sahabat menjawab “Si fulan”. Lalu beliau bertanya, ”Siapa diantara kalian yang shalat malam?”.  
Serempak para sahabat menjawab, “kami semua telah melakukanya”. Sambung beliau, ”Siapa diantara kalian yang mengkhatamkan Al-Qur’an?,‘’ para sahabat mejawab “Kami”, kecuali sedikit diantara mereka.
Pertanyaan Rasulullah masih terus berlanjut sampai hanya beberapa orang yang sanggup mengancungkan tangan. “Siapa diantara kalian yang sebelum tidur keliling kampung untuk mencari saudaranya yang tidak bisa tidur karena kelaparan dan mengantarkan bahan makanan ke orang itu tanpa sepengetahuannya?” para sahabat tertunduk diam, tak seorangpun angkat tangan termasuk  Ali bin Abi Tholib, Usman bin Affan, Umar bin Khatthab kecuali Abu Bakar Ash Shidiq, ’’Saya ya Rasulallah.”
Gigi geraham Umar bin Khaththab gemelutuk keras, hatinya bergemuruh karena dikalahkan oleh Abu Bakar. Dia bersumpah atas nama Allah akan mengalahkan saudara tuanya -Abu Bakar Ash Shidiq- bila ada kesempatan. Ketika kesempatan itu tiba, saat Rasulullah menghimbau kaum muslimin agar berpartisipasi dalam ekspedisi Tabuk, Umar yakin pasti akan bisa mengalahkan Abu Bakar. Jika Usman bin Affan menginfakkan hartanya sepertiga dari seluruh kekayaannya maka Umar bin Khaththab menyerahkan separoh dari seluruh kekayaannya. Ia yakin pasti akan bisa mengungguli Abu Bakar. Untuk memastikannya, Umar tidak beranjak dari sisi Rasulullah menunngu kehadiran Abu Bakar yang akan berinvestasi untuk ekspedisi Tabuk.
“Hai…. Abu Bakar berapa hartamu yang akan engkau persembahkan untuk perjuangan ini?”, tanya Rasulullah. Abu Bakar dengan tulus ikhlas serta rendah hati menjawab, ”Mohon maaf  ya Rasulullah, tidak banyak yang bisa saya infakkan kecuali seluruh harta kekayaan saya”. Suasana menjadi hening semua sahabat yang hadir merasa bangga, malu, iri terhadap kedermawanan Abu Bakar sampai Umar berujar,”Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa mengalahkan Abu Bakar.”
Mengapa mereka sangat antusias merelakan hartanya dijalan Allah? Karena sesungguhnya itulah investasi masa depan yang tak pernah merugi. Barang siapa yang meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipat-gandakan ganti kepadanya dengan banyak (QS. 2 : 245).
Bagaimana pendapat anda?
*) Direktur Griya Zakat DSUI

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More