Bina Ukhuwah

Menjalin Kebersamaan Edisi 3 / 2011

Jumat, 22 Juli 2011

Mengatasi Masalah Keuangan Keluarga (Konsep Dasar manajemen Keuangan Keluaraga)

Keluhan kita kuli gajian adalah susahnya menabung. Boro-boro menabung, untuk kebutuhan rutin saja sering kedodoran. Dulu waktu gaji masih Rp 2 juta kita berfikir kalau gajinya sudah Rp 5 juta pasti bisa nabung. Begitu seterusnya begitu gaji bertambah banyak ternyata tetep saja tidak bisa menabung.
Hal yang sama juga kita alami untuk membayar Zakat. Berapapun tingkat penghasilan kita, kalau kita berfikir jika ada sisa barulah membayar zakat maka sampai kapanpun akan susah untuk membayar zakat.
Menurut Ahmad Gozali, seorang pakar perencanaan keuangan, yang perlu diubah adalah mindset dalam mengelola keuangan. Dari fokus menyisakan uang ke fokus menghabiskan uang secara bertanggug jawab.
Tahapan dalam mengelola keuangan adalah dengan membuat prioritas pengeluaran yaitu dengan melihat faktor risiko (tinggi, menengah, rendah) dan fleksibilitas. Sedangkan kata kuncinya adalah Qona'ah (sikap merasa cukup, ridho dan merasa puas atas rejeki dari Alloh swt setelah berusaha keras) dengan dilfilter halalan toyyibah.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. [Al Quran Surat Al Baqoroh :168]

Prioritas : 
1. Hak Alloh swt.
Sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Alloh swt, kita harus menunaikan pembayaran Hak Alloh swt atas harta/penghasilan kita. Hak Alloh swt atas harta kita bisa berupa zakat, infaq dan sedekah. Besarannya minimal sekitar 2.5% dari penghasilan kita. Bayarlah sesegera mungkin setelah kita memperoleh penghasilan. Jika ini sudah kita tunaikan insya Alloh harta yang kita peroleh semakin banyak dan berkah bagi semuanya.

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. [Al Qur'an surat Al Baqoroh :261] 

2. Hak Orang Lain
Pengeluaran ini sifatnya juga fix dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, Anda harus segera membayar hutang ataupun cicilan hutang yang sudah jatuh tempo setelah menerima penghasilan. Cicilan seperti KPR, kendaraan, kartu kredit, dan lainnya perlu dilunasi karena jika tidak segera dilunasi maka akan berakibat kena denda, pinalti dan tambahan biaya yang lebih tinggi. Apalagi kalau masuk kategori kredit macet.  Dan lebih lagi ada faktor psikologis seperti malu baik diri sendiri keluarga terhadap lingkungan sekitar.

Amru bin Syarid : Muhammad SAW: “ Penundaan pembayaran utang oleh orang yang mampu itu suatu kedzaliman yang menghalalkan kehormatan dan penyiksaannya” [HR. Lima ahli hadits, kecuali Tirmidzi]
 
Berapakah porsi yang "aman" untuk cicilan hutang dll, sebagian orang berpendapat maksimal adalah sepertiga (35%) dari penghasilan kita. Pada saat mau melakukan pengajuan pinjaman, kita perlu memperhitungkan agar cicilan kita tidak melebihi angka aman.

3. Hak Masa Depan
Menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi adalah sejumlah bentuk kebutuhan masa depan yang harus dialokasikan dari penghasilan bulanan. Kebutuhan ini menjadi penting karena kondisi keuangan selalu dinamis. Apalagi bagi karyawan, di mana ketahanan gaji memungkinkan untuk naik, turun, atau bahkan tak berpenghasilan alias kehilangan pekerjaan (PHK misalnya). Sifat dari pengeluaran ini fix dan berisiko tinggi. Porsi pengeluaran ini berkisar sekitar 10% dari penghasilan kita.

Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HR Muslim & Ahmad]

4. Hak Masa Kini
Setelah memenuhi kewajiban atas tiga hal di atas, sisa penghasilan  (40%-60%) yang kita peroleh dapat digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan rutin bulanan, seperti sembako, listrik/air, uang sekolah anak, iuran lingkungan/keamanan, termasuk yang terkait hobi seperti membeli buku, menonton film, atau pengeluaran lain (yang sifatnya keinginan).

Sebesar apa pun penghasilan kita, akan habis juga. Tetapi jika kita sudah mengatur sesuai pola di atas insya Alloh kita tidak akan menyesal.

*) Ketua KSUS BMT Tawakkal

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More