Bina Ukhuwah

Menjalin Kebersamaan Edisi 3 / 2011

Jumat, 22 Juli 2011

MENGGENDONG PEDHET

Seorang pesilat berbakat; baik, teknik, pukulan, tendangan, jurus tangkis, dan menghindar nyaris sempurna ia kuasai. Tetapi sayang, tidak satu pun kejuaraan ia peroleh, dikarenakan staminanya kedodoran.
Menyadari akan kelemahannya itu, ia berguru kepada pendekar ternama di negerinya. Sang guru tidak mengajarkan kepadanya ilmu apapun kecuali mewajibkan pesilat itu menggembala anak sapi (pedhet) selama satu tahun. Ia harus menggendong pedhet dari kandang hingga padang rumput yang letaknya lumayan jauh, P-P.
Apa yang terjadi, tanpa ia sadari dan rasakan stamina pesilat itu semakin prima dan kuat dari hari ke hari. Hal ini disebabkan ia sekarang tidak lagi menggendong pedhet melainkan sapi.
###
Masih seputar olahraga, pecinta bola basket pasti mengenal Michael Jordan, pemain terbaik dan produktif di NBA bahkan pernah masuk daftar sepuluh olaragawan terkaya di dunia. Suatu ketika ia diwawancarai oleh wartawan dari harian ternama di New York tentang perjalanannya. Terungkap dari ceritanya itu, ternyata dimasa kecil sampai remajanya kelabu, berasal dari keluarga miskin, menjadi anak jalanan serta pengedar narkotika.
Menyadari keterpurukannya karena salah jalan itulah, ia mulai membuka lembaran hidup baru. Salah satu kunci sukses yang ia miliki adalah tidak putus asa. ”I can accept failure, everyone fails at something, but I can’t accept no trying”, Kira-kira maksudnya, “saya dapat menerima kegagalan karena setiap orang pasti pernah mengalaminya. Tetapi saya tidak pernah menerima mereka yang tidak mau mencoba untuk bangkit”.
###
Sebut saja Bu Een, yang dulunya seorang mahasiswi Perguruan Tinggi Negeri ternama di Bandung, selain ia cerdas, ramah, juga geulis (cantik). Lulus kuliah langsung diterima menjadi PNS. Sebelum prajabatan, takdir ALLAH S.W.T menghendaki lain, beliau terpaksa berbaring di tempat tidur karena menderita rematik berat, se-centi-pun badannya tidak bisa digerakkan, punggungnya mengoreng serta berbau tak sedap. Sampai-sampai tubuhnya harus dibalut dengan ban-dalam vespa yang dilapisi kain halus.
Disaat derita-cobaan itu memuncak, muncullah kesadaran bahwa “Saya tidak boleh larut dalam kesedihan dan ketidakberdayaan terus-menerus, saya harus bangkit dan memberi manfaat kepada sesama, tidak hanya menyusahkan orang lain saja. Khoirunnasi man anfa’uhum linnasi, sebaik-baik manusia adalah yang punya manfaat lebih bagi orang lain’’.
 Beliau mendobrak semua belenggu kesedihan, keterbatasan, ketidak berdayaan, dengan memberikan kemanfaatan kepada anak-anak sekitar lingkungannya. Beliau membuka les gratis mulai dari baca-tulis hingga membaca al-Qur’an, gratis, walau ’hanya’ dengan berbaring serta alat peraganya mulut dan isyarat mata.
Subhanallah, sekarang keceriaan dan suka cita selalu hadir dari setiap kata yang keluar dari bibir dalam menyapa anak-anak didiknya. “Tiada kata capek jika segala aktivitas dilakukan dengan tulus ikhlas.” Tutur beliau kepada Mas Pepeng di TvOne.
###
Tiga fragmen kehidupan anak manusia diatas ada butir mutiara hikmah yang dapat kita ambil yaitu : bahwa cobaan hidup adalah tangga kehidupan yang mesti ditapaki untuk meraih kebahagiaan. Bagaimana pendapat Anda?
*) Direktur Griya Zakat DSUI

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More