Bina Ukhuwah

Menjalin Kebersamaan Edisi 3 / 2011

Jumat, 22 Juli 2011

UJIAN ITU PASTI ADA





Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
(QS. Al Ankabut 2)

Sudah menjadi sunnatullah, dalam hidup ini selalu ada dua sisi yang berpasangan, senang – susah; baik – buruk; cepat - lambat dan bermacam idiom yang lain. Masalah juga senantiasa datang silih berganti, menguji kita sebagai hamba. Dan dalam ujian tentunya ada yang lulus dan ada yang gagal.
Dalam torehan tinta sejarah, tidak ada orang besar yang muncul tiba-tiba, semua berproses. Thomas Alfa Edison sebelum berhasil dengan penemuan lampu pijarnya, telah diuji dengan hampir 1000 kali gagal, namun dia tidak patah semangat, tanpa proses try and error yang dia lakukan, mungkin sampai saat ini dunia masih gelap gulita saat malam hari.
Dalam sejarah dakwah Islam, kisah sukses para dai yang ditugaskan ke daerah-daerah asing, untuk mengenalkan Islam, pada awalnya juga tidak sedikit yang mengalami ujian hidup. Sebut saja Mus’ab bin Umair. Mus’ab adalah dai sejati, sahabat Rasulullah yang mulia ini awalnya adalah “anak mama”. Hidupnya selalu dalam kecukupan harta. Namun ketika hidayah Islam datang ke hatinya, maka Islam menjadi pilihannya. Sampai suatu hari Mus’ab melihat sang ibunda nampak pucat dan lesu, ternyata sang ibu telah bersumpah di hadapan berhala, bahwa tidak akan makan dan minum sampai Mus’ab meninggalkan Islam.
Dengan lembut tapi tegas Mus’ab berkata pada sang ibu, “Duhai Ibunda, andaikan ibunda mempunyai 100 nyawa, dan nyawa itu keluar satu demi satu, maka aku tetap tidak akan pernah meninggalkan Islam”. Pupus sudah usaha sang ibu, akhirnya Mus’ab diusir dari keluarga besarnya, segala fasilitas dihentikan, hilanglah sudah kemewahan dunia yang selama ini dinikmatinya, Mus’ab berkumpul dengan para sahabat yang kurang mampu, dan untuk memenuhi kebutuhannya, dia tidak malu untuk berjualan kayu bakar.
Sejenak mari kita tengok ujian yang dihadapi saudara kita di Palestina saat ini. Migrasi penduduk yahudi pada kurun tahun 1919 - 1929 sebanyak 100.000 orang, pada tahun 1958 mencapai 2 juta jiwa, dengan menempati wilayah 33% negara Palestina.  Konflik Israel – Palestina melebar menjadi konflik dengan negara Arab, sampai pada tahun 1982 terjadi insiden yang memilukan, pembantaian Sabra dan Shatila yang terjadi di wilayah Libanon dan Palestina yang menewaskan sekitar 100.000 orang. Sampai saat inipun jihad di bumi Palestina masih terus berlangsung, sebuah ujian yang sangat berat untuk mempertahankan tanah tumpah darah dari penjajah Yahudi laknatullah ‘alaih.
Belum hilang dari ingatan kita bersama, tragedi tsunami di bumi rencong, Banda Aceh, 26 Desember 2004 dengan korban hampir mencapai 105.000 jiwa. Aceh luluh lantak diterjang badai tsunami, korban jiwa dan harta tidak terhitung jumlahnya, banyak anak menjadi yatim, istri menjadi janda, suami menjadi duda. Sungguh pelajaran besar dari Allah bagi orang yang berakal.
Tidak lama berselang, Sabtu wage, 27 Mei 2006, jam 05.53 WIB selama 57 detik, Yogyakarta digoyang gempa bumi hebat berkekuatan 5,9 SR. Getaran terasa cukup kuat sampai Pacitan. Kerusakan sungguh dahsyat, rumah, sekolah dan bangunan lain di Bantul, kota Jogja, Sleman dan sebagian Klaten rata dengan tanah. Lebih dari 6.000 jiwa meninggal dunia dan 50.000 orang cidera, 86.000 rumah hancur, 283.000 rumah rusak (berat, sedang dan ringan)
Dua hari berselang, Senin Legi, 29 Mei 2006, semburan lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Kecamatan Porong Sidoarjo mulai menyembur dan perlahan tapi pasti menggenangi 16 desa di tiga kecamatan, dan sampai sekarang, semburan lumpur ini juga belum bisa dihentikan.
Masih banyak rentetan peristiwa yang menyajikan catatan kejadian, yang esensinya adalah menguji seberapa sabar dan kuat manusia menerimanya. Selain dalam bentuk musibah, ujian sebenarnya bisa juga dalam bentuk keberlimpahan nikmat. Banyak manusia yang bersabar diuji dengan kesempitan dan kekurangan, tapi pada saat diuji dengan nikmat harta, jabatan, kedudukan, istri, anak, fasilitas dan segala macam kesenangan, mereka menjadi lupa diri, lalai dari pengabdian kepada Sang Pemberi Nikmat. Firman Allah SWT :
”Dan tidaklah mereka (orang - orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS.9 :126)
”Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (8 : 28)
 Ujian adalah proses menuju tingkatan makna hidup yang lebih tinggi. Ujian adalah tempaan yang menjadikan kita tangguh, tidak mudah mengeluh dan pastinya melatih SABAR. Mungkin saat orang lain terkena musibah, kita dengan mudah menghiburnya dengan mengatakan : sabar….sabar…ya tetapi sesungguhnya sabar itu tidak semudah pengucapannya. Dengan ujian inilah menjadi media untuk semakin bersabar, dan sabar tidak ada batasnya. Kita tidak boleh membatasi sifat sabar ini.
Sesungguhnya orang-orang yang sering mendapat ujian, dan dia bersabar, maka dia mendapatkan kualitas yang lebih dibanding orang yang jarang diuji. Sungguh mulia kedudukan orang mukmin, semua situasi baginya adalah kebaikan. Ketika diberi nikmat dia bersyukur, dan ketika ujian datang, dia bersabar. Dan kita harus yakin, bahwa Allah SWT tidak akan memberikan beban melebihi batas kemampuan kita untuk menyangganya.
Kita juga tidak akan bisa lari menghindar dari ujian, karena saat kita berlari menjauh dari satu ujian, tentu pada saat yang lain kita juga akan berhadapan dengan ujian lainnya. Lari dari ujian, sama dengan membuang kesempatan untuk mendapatkan poin menjadi pribadi yang lebih berkualitas.
Kisah terbentuknya mutiara dari seekor kerang yang lembek, bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita. Pada saat pasir tajam menembus tubuhnya yang lembek, sang kerang sangat kesakitan, namun dia bersabar. Dibalutnya pasir itu dengan getah yang ada ditubuhnya, sedikit demi sedikit, hingga bertahun-tahun sambil menahan rasa sakit. Tanpa dia sadari, kumpulan pasir yang berbalut getah tubuhnya itu kini semakin besar dan halus, ya dalam dagingnya terbentuklah mutiara.
Makin lama makin halus dan makin besar, rasa sakit semakin berkurang atau telah menjadi hal yang tidak dirasakan lagi, dan sampai akhirnya mutiara itu sempurna, utuh, mengkilap dan mahal harganya. Dia menjadi kerang yang lebih bernilai dibanding kerang lain yang mungkin hanya direbus dan dimakan. Sebuah kisah yang mencerahkan kita.
Kita memohon kepada Allah SWT, semoga saat ujian itu datang kita bisa bersabar menerimanya, sehingga kita layak dikatakan sebagai orang yang beriman.

Aquulu qouli hadza fastaghfirulloha lii wa lakum

*) Ketua Yayasan Khoiru Ummah

1 komentar:

Wynn Las Vegas Casino and Resort Review: What To REALLY Expect
In the Wynn casino, 김천 출장샵 you'll find more than 400 slot machines, over 구리 출장안마 70 table games, and a 부산광역 출장마사지 wide 제주 출장샵 variety of restaurants. The hotel also provides  Rating: 3.3 · 경상북도 출장마사지 ‎Review by KTNV

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More